Tuesday, October 27, 2009

Menikah dengan orang seiman-Tuhan tidak peka dengan kebutuhan umat-Nya?

Beberapa minggu yang lalu, di persekutuan Pemuda terjadi suatu perdebatan seru mengenai perintah Tuhan di 2 Korintus 6:14: “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tidak percaya.” Pro dan kontra timbul dalam diskusi tersebut. Alasan orang-orang pro:

proses penyesuaian yang berat dalam hal-hal principal, termasuk cara mengasuh anak
itu adalah perintah Tuhan, jadi kita harus mentaati sepenuhnya


Alasan orang-orang yang contra:

itu cuman 1 ayat saja dalam alkitab
bila itu diterapkan dengan ketat maka kemungkinan untuk mendapatkan pasangan sangat kecil karena membatasi jumlah orang yang bisa dinikahi


Karena aku termasuk orang yang pro, maka biarlah dalam tulisan kali ini aku memberikan counter-arguments kepada 2 statements contra tersebut.



Counter untuk statement contra-1

Perintah Tuhan untuk tidak menikah dengan berlainan iman ternyata lebih dari 1 dalam alkitab.

PL: Ul 7:3 => perintah Tuhan supaya bangsa Israel tidak memberikan anaknya untuk dinikahkan kepada bangsa lain (kafir)

Kej 28-31 => janganlah mengambil perempuan Kanaan sebagai isteri

PB: 1 Kor7:39 => diijinkan menikah asal dengan orang percaya



Jadi statement yang mengatakan bahwa hanya 1 ayat saja ternyata tidak benar. Sebenarnya statement 1 ini menimbulkan pertanyaan lebih lanjut: harus berapa ayatkah suatu perintah dituliskan dalam alkitab untuk memiliki otoritas sebagai Firman Tuhan? Biarlah setiap pribadi menjawabnya masing-masing.



Counter untuk statement contra-2

Gary Becker, seorang ekonom bidang social behavior pernah memberikan teorinya “The Optimal Matching Rule,” yang pada dasarnya mengatakan: high quality man will likely end up with high quality woman, average quality man will likely end up with average quality woman, and low quality man will likely end up with low quality woman.

Bila diasumsikan biaya pencarian pasangan adalah 0 (kemudahan bertemu dengan orang-orang yang single), maka kita bisa meyakini bahwa semua pasangan adalah ideal atau seimbang seperti dijabarkan Gary Becker di atas. Tapi karena biaya pencarian pasangan tidaklah 0 (kesibukan bekerja, tinggal di daerah remote area dll), maka toleransi kualitas akan diberlakukan.

Contoh: seorang yang dengan kualitas 9, akan mencari wanita dengan kualitas 7-11, yang berarti menandakan pria tersebut memberikan toleransi +/- 2.

Seorang yang memiliki kualitas average, katakanlah 6, memiliki kesempatan lebih besar untuk menemukan wanita dalam range 4-8, dibanding dengan pria yang kualitas 9. Hal ini disebabkan karena wanita dengan kualitas 4-8 lebih banyak daripada wanita dengan kualitas 8-11. Dengan jumlah yang lebih banyak, maka kemungkinan untuk mendapatkan pasangan yang sepadan bagi orang-orang yang average quality adalah lebih mudah. Sehingga timbullah asumsi bahwa pria/wanita dengan kualitas ekstrem (sangat rendah atau sangat tinggi) susah untuk mencari jodoh yang seimbang.

Kembali ke persoalan teologis di atas, persyaratan Tuhan untuk menemukan pasangan yang ideal juga memiliki dampak yang sama yaitu membatasi jumlah pasangan yang boleh kita nikahi, yaitu hanya dengan yang seiman.

Disinilah terletak discrepancy in the logic.

Memang benar bahwa jumlah wanita dengan kualitas 4-8 lebih banyak daripada wanita dengan kualitas 8-11. Tetapi, masih ada factor lain yang mempengaruhi kemungkinan seseorang berhasil mendapatkan pasangan, yaitu factor kompetisi. Persaingan untuk mendapatkan wanita kualitas 4-8 lebih ketat daripada persaingan untuk mendapatkan kualitas 8-11, disebabkan karena lebih banyaknya juga pria di level 4-8 dibanding pria di level 8-11.

Bila kita kembali lagi ke konteks semula, memang benar jumlah yang Tuhan ijinkan menjadi lebih mengerucut, tetapi jangan disangkal itu berarti pula bahwa orang seiman memiliki persaingan yang lebih tidak ketat. Wanita Kristen juga akan mendapatkan pengajaran yang sama untuk mencari pria Kristen sebagai suaminya, maka jikalau dia dihadapkan dengan pilihan pria non-Kristen kualitas 9 dengan pria Kristen kualitas 9, dia jelas akan memilih pria Kristen dengan pertimbangan agama.

Jadi Tuhan tetap bersikap adil dan peka terhadap kerisauan kita dalam mencari jodoh yang dikehendaki-Nya. Pertanyaannya selalulah kembali kepada kita, maukah kita peduli untuk mentaati kehendak-Nya.



Tuhan memberkati


Originally posted on April 6, 2009

No comments:

Post a Comment