Tuesday, October 27, 2009

Seandainya Aku Presiden RI

Yah, sebenarnya sih kalau mau bicara soal mimpi aku
ada banyak banget dan tidak ada habis2nya dibicarain. Salah satu
mimpiku juga adalah suatu saat nanti ikut terlibat dalam
penyelenggaraan negara (meminjam istilah Kwik Kian Gie, dia menolak
disebut politikus). Ya jadinya sekalian dibagiin di forum ini
aja mimpi2ku. Siapa tau kalau aku tidak bisa jadi apa yang aku
impikan kan aku bisa menitipkan mimpi2ku ini ke orang lain.

Salah satu topik
favorit yang sering aku imajinasikan itu: “what would I do if I
were the King of Indonesia?” Nah, ini nih list yang bisa aku
pikirin so far....silakan ditambahin dan dikomentarin untuk semakin
mempertajam pemikiran.

Law Enforcement

Ini
nih yang paling penting! Indonesia ini dah kacau balau. Mulai dari
atas sampai bawah ga ada yang hormat dengan peraturan, semuanya main
brute force, selonong boy, aji mumpung etc etc. Pemerintah main KKN
dah jadi lagu lama. Orang kaya nenggelamin beberapa desa dengan
lumpur pun bisa bebas. Kasus penculikan Priok, pembunuhan Munir, Mei
1998 semua masih tidak ada kejelasan. Tapi rakyat bawah pun main gila
juga sekarang, nyebrang jalan seenak sendiri, ngamen kalo ga diberi
duit mobil bisa dibaret, orang lagi antri beli buku juga diserobot
saja. Kalau kita tidak bisa menurut pada peraturan atau hukum,
niscaya usaha apapun yang kita perjuangkan akan sia-sia seperti usaha
menjaring angin. Para aparat hukum harus dibenahi, disiplin harus
ditegakkan. Para jaksa, penyidik sampai badan intelejensi harus
selalu up to date dengan metode-metode penyelidikan yang paling
mutakhir. Jangan kalah dengan para penjahatnya. Pendek kata demokrasi
tanpa law enforcement yang kuat adalah anarkisme legal.

Rekonsiliasi
Nasional

Negara ini sudah
banyak sekali terjadi perang saudara, saling tidak percaya. Sebelum
negara ini dibawa ke jenjang lebih tinggi, persoalan sakit hati,
dendam ini harus diselesaikan lebih dulu. Negara/pemerintah harus
meminta maaf atas tindakan feodalisme yang selama ini dilakukan di
daerah-daerah. Sistem pembagian hasil bumi dibenahi, sistem
perpolitikan juga harus bisa merangkul kepentingan Sabang sampai
Merauke. Selama ini partai-partai politik mana ada yang peduli
dengan orang-orang di luar Jawa? Mayoritas penduduk yang berada di
Jawa membuat parpol hanya berkampanye untuk kepentingan-kepentingan
orang di pulau Jawa saja. Mungkin ide untuk dijadikan electoral vote
seperti Amerika bisa dipertimbangkan. Kalau di dalam negeri sudah
bisa bersatu barulah Indonesia ini akan terbang lebih tinggi lagi.

Sektor Agraris

Kita harus bisa
mencapai yang namanya Swasembada pangan lagi. Atau paling tidak
harga beras atau bahan makanan pokok harus bisa terjangkau oleh
semua lapisan masyarakat. Rakyat yang kelaparan hanya akan
menimbulkan anarki dan menghambat pertumbuhan sektor-sektor yang
lain. Riset-riset untuk bahan pangan/pertanian perlu di-encourage.
Kalau perlu lagunya Koes Plus yang bilang “lempar kayu jadi
tanaman” direalisasikan, tapi jangan sampai laut kita jadi kolam
susu ya....pada mati semua dong ikan2nya.

Pertahanan Maritim

Indonesia mayoritas
adalah lautan, namanya juga negara kepulauan. Laut bukanlah pemisah
tapi harus dipandang sebagai penghubung. Jadi harus dilindungi
dengan serius, itu ASET negara!! Miris sekali hati ini waktu
pulau-pulau kita diambil oleh negara tetangga, Malaysia (yes I say
it loudly!!!!!). Itu bukti bahwa negara kita ini tidak ditakuti oleh
negara lain. Kita diinjak-injak seenaknya saja. Coba kita punya
Angkatan Laut yang lebih solid, kita bisa jaga pulau-pulau batas
terluar Indonesia, illegal fisheries juga bisa diredam. Anehnya
selama ini yang jadi primadona kok malah Angkatan Darat...kita di
darat itu mau perang sama siapa, wong kita dikelilingi laut kanan
kiri atas bawah kok?? sama rakyat sendiri??? Lebih baik dana AD
dialihkan sebagian ke AL deh.

Pendidikan

Nah, setelah negara
ini teratur, damai, tidak lagi kelaparan,saatnya membangun human
capital. Pertama yang harus diberantas adalah illiteracy/buta huruf.
Semua orang harus bisa membaca sehingga punya akses ke ilmu
pengetahuan. Mungkin untuk praktek detailnya aku masih kurang jelas
juga sih harus bagaimana. Aku rasa kokiers disini sudah banyak juga
kan yang membicarakan masalah pendidikan. Hanya aku sampaikan
sedikit keherananku saja ya. Sering di koran ditulis, anak Indonesia
menang Olimpiade Fisika, Matematika, Biologi etc etc, menang kontes
processor clocking, menang kontes robotik, etc etc. Eh tapi kok
teknologi kita masih segitu-segitu aja ya? Mungkin kita ini adalah
bangsa yang individualis. Kalau kontes kan maju sendirian pasti
menangnya tapi kalau sudah terjun ramai-ramai bekerja sama untuk
project eh malah loyo. Makanya kita hebatnya cuman di bulutangkis
tapi di sepakbola walah....sama vietnam dan singapura aja
kalah....Sudah dirasakan perlunya bangsa kita ini belajar untuk
bekerja sama plus tentu saja didukung oleh sistem yang lebih baik.

Sebenarnya kalau mau
diterusin bisa tidak selesai-selesai nih artikelnya. Jadi untuk nomer
6 dan selanjutnya ya biar dilanjutin oleh anda-andi sekalian. Ada
juga sih ide-ide tentang microfinance untuk orang-orang miskin,
pengembangan budaya dan bahasa indonesia (jangan sampai lah kita ini
didikte oleh Hollywood dan Bollywood), perbaikan sektor pariwisata
(ajak para marketing genius untuk memikirkan bagaimana memasarkan
potensi wisata kita) dll dll.

Saya menulis begini
bukan karena mengajukan diri menjadi capres lho ya (kalau jadi ketua
PSSI, Partai Simpang-Siur Indonesia, ok deh), ini hanyalah bukti dan
ekspresi kepedulian buat tanah airku saja.

Singkat kata selamat
bermimpi saudara-saudaraku, tapi jangan lupa bangun untuk mengerjakan
mimpi itu.

“ Aku punya mimpi
untuk melihat Indonesia yang damai

Aku punya mimpi
untuk melihat orang Indonesia dengan bangga berseru lantang: Aku
orang Indonesia

Aku punya mimpi
untuk melihat bahasa dan budaya Indonesia dihormati secara global

Aku punya mimpi
untuk melihat saudara dari etnis manapun bisa bergandengan tangan

Aku punya mimpi
melihat Indonesia menjadi tanah yang memberikan kesempatan yang sama
pada semua orang untuk mewujudkan mimpinya.”


Originally posted on January 15, 2009

No comments:

Post a Comment